Buyer persona adalah salah satu strategi penting dalam bisnis. Sebab, hal ini membantu mengidentifikasi karakteristik konsumen Anda.
Seperti Anda ketahui, setiap bisnis haruslah didasari oleh keinginan ataupun kebutuhan konsumen agar bisnis tersebut bisa memperoleh target pasar yang jelas.
Nah, melalui buyer persona, Anda dapat memastikan dan menyesuaikan produk sesuai keinginan atau kebutuhan konsumen terkait.
Tentu saja bukan cuma itu, ada berbagai manfaat buyer persona bagi sebuah bisnis, salah satunya untuk memberikan pelayanan pelanggan terbaik.
Yuk simak selengkapnya mulai dari pengertian, cara membuat hingga contoh buyer persona berikut ini!
Apa itu Buyer Persona?
Buyer persona adalah representasi umum, semi-fiksi, atau multi-dimensi dari target konsumen suatu bisnis yang diperoleh dari hasil riset.
Biasanya, hal ini meliputi masalah yang konsumen hadapi dan proses pengambilan keputusan pembeliannya.
Dalam kata lain, buyer persona adalah profil pelanggan yang Anda buat seolah-olah tampak nyata.
Nah, dengan cara membuat buyer persona, Anda pun dapat memahami calon konsumen dan lebih mudah menyesuaikan produk dengan karakteristik tersebut.
Buyer persona adalah hal yang berbeda dari target audiens. Sebab, buyer persona mendeskripsikan pelanggan dengan lebih rinci, mulai dari siapa, hal yang diinginkan, dan bagaimana informasi diterima.
Adapun contoh buyer persona adalah ketika Anda menjual sebuah boneka pada anak-anak, maka selebaran yang Anda berikan bertuliskan “Bermain dan berbahagia bersama boneka bear yang manis”.
Sementara, jika Anda menjual boneka kepada orang tua, maka akan lebih cocok dengan mengirimkan newsletter berisi kalimat “Jadikan hari anak Anda lebih spesial dan menyenangkan dengan boneka bear yang manis”.
Baca juga: Marketing Funnel: Pengertian, Tahapan dan Strategi Penerapan
Manfaat Buyer Persona bagi Sebuah Bisnis
Buyer persona adalah strategi yang membantu Anda membuat prospek mengenai pelanggan.
Dengan demikian, Anda pun dapat mudah mengenali calon pelanggan sebaik mungkin. Hal ini tentu sangat berguna bagi sebuah bisnis.
Sebab, dengan memahami target konsumen, Anda bisa menyusun strategi pemasaran ataupun pengembangan produk secara tepat.
Pada akhirnya, buyer persona membantu bisnis Anda meningkatkan penjualan. Di sisi lain, manfaat buyer persona adalah sebagai berikut.
- Memahami customer pain point dengan menyeluruh
- Memahami kebutuhan pelanggan ideal dengan lebih baik
- Target audiens lebih tersegmentasi
- Mengidentifikasi persona yang bersifat negatif
- Mengoptimalkan efisiensi pemasaran bisnis
- Membantu pengembangan produk
- Meningkatkan keberhasilan tim sales
- Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
- Membantu tim penjual membangun hubungan dengan konsumen potensial
- Menyusun strategi efektif bagi penjualan
Parameter dalam Membuat Buyer Persona
Setelah mengetahui apa itu buyer persona dan manfaatnya, berikut ini terdapat sejumlah parameter yang patut Anda ketahui ketika ingin membuat persona pelanggan.
- Data pribadi, meliputi nama, usia, tempat tinggal, jenis kelamin, status, hingga penghasilan.
- Tingkah laku, yakni hal-hal yang disukai konsumen, hobi, makanan atau minuman favorit, media sosial yang digunakan, forus yang diikuti.
- Kebiasaan berbelanja, misalkan proses mendapatkan informasi produk dan cara berkomunikasi, apakah melalui telepon, website, internet, email, whatsapp, atau tatap muka.
Baca juga: Kenali Apa itu Customer Retention & Strategi Meningkatkannya
Cara Membuat Buyer Persona
Setiap pelanggan memiliki alasan berbeda-beda dalam melakukan pembelian. Sehingga, Anda harus mengumpulkan data mengenai pelanggan dan membuatnya menjadi lebih dari satu persona.
Pengumpulan data tersebut dilakukan berdasarkan parameter yang dijelaskan sebelumnya. Semakin detail rincian pelanggan, maka akan semakin baik pula.
Agar lebih jelas, berikut langkah-langkah membuat buyer persona.
1. Lakukan Riset dengan Menyeluruh
Hal pertama yang perlu Anda lakukan ketika membuat buyer persona adalah melakukan riset pasar secara mendalam.
Seluruh informasi yang Anda kumpulkan mulai dari usia, penghasilan, tempat tinggal, jenis kelamin, minat, kebiasaan berbelanja, dan semacamnya berguna untuk mempelajari pelanggan potensial.
Anda bisa melakukan survei, focus group discussion (FGD), atau mungkin melakukan wawancara secara langsung dengan calon pelanggan terkait.
2. Kenali Masalah Pelanggan
Setelah mengetahui riset menyeluruh, Anda juga harus mengenali berbagai masalah atau hambatan (pain points) yang sedang dialami calon pelanggan.
Dalam hal ini, survei, wawancara, ataupun FGD akan cukup membantu Anda mendapat informasi spesifik.
Anda juga bisa mencari tahunya dari testimoni para pelanggan yang pernah membeli produk Anda.
3. Identifikasi Tujuan Pelanggan
Langkah berikutnya ketika membuat buyer persona adalah mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai pelanggan.
Pasalnya, setiap orang akan memiliki berbagai macam tujuan ketika membeli sebuah produk, baik itu bersifat pribadi maupun profesional.
Dengan mengetahui tujuan tersebut, Anda bisa menyesuaikan fitur-fitur, layanan, ataupun menyajikan konten dan produk sesuai dengan keinginan pelanggan.
Strategi pendekatan ini tentu berperan penting dalam proses pemasaran produk dan menentukan keberhasilan penjualan.
Baca juga: Apa itu Tenant? Ini Pengertian, Jenis, Hak dan Kewajibannya
4. Pahami Bagaimana Bisnis Anda Memberikan Solusi
Nah, jika telah memahami permasalahan maupun tujuan pelanggan, Anda tinggal mencari tahu bagaimana bisnis Anda bisa membantu pelanggan tersebut.
Cobalah gali secara mendalam manfaat apa saja yang bisa Anda tawarkan untuk menyelesaikan masalah dari calon pelanggan tersebut.
5. Klasifikasikan Buyer Persona
Terakhir, klasifikasikan seluruh data dan informasi yang Anda kumpulkan menjadi berbagai kategori buyer persona.
Anda sebetulnya bisa membuat beragam macam kategori sesuai keinginan dan kebutuhan. Namun, secara mendasar, terdapat 4 model buyer persona, di antaranya:
- Methodical Persona, yaitu model pelanggan yang bersifat logis dan teliti ketika bertindak. Sehingga, Anda harus menawarkan produk unggul dibanding kompetitor untuk bisa menarik perhatiannya.
- Competitive Persona, yaitu model pelanggan yang menyukai hal bersifat kompetisi. Biasanya, konsumen ini akan mencari produk untuk meningkatkan kualitas diri.
- Humanistic Persona, yaitu modal pelanggan yang cenderung lambat membuat keputusan. Sehingga, Anda harus pintar-pintar membuatnya tertarik ketika menawarkan produk.
- Spontaneous Persona, model pelanggan yang cenderung menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan, sehingga mudah dipengaruhi maupun memengaruhi.
6. Buat Buyer Persona Negatif
Sebagai tambahan, Anda juga perlu membuat buyer persona negatif. Hal ini membantu mengenali target pasar yang kemungkinan tidak akan menjadi konsumen Anda.
Dengan mengesampingkan kategori persona ini, Anda pun bisa berfokus pada buyer persona yang spesifik.
Itu dia pembahasan mengenai apa itu buyer persona, manfaat, parameter, hingga cara membuatnya.
Bisa dibilang, buyer persona adalah gambaran fiktif mengenai pelanggan ideal dari bisnis Anda.
Meskipun Anda tak bisa mengenal semua konsumen satu per satu, namun dengan cara membuat buyer persona, Anda setidaknya dapat mengidentifikasi setiap basis konsumen yang ada.
Sehingga, Anda pun mampu memberikan pelayanan terbaik. Berbicara mengenai pelayanan, aplikasi Nimbus9 menyediakan fitur visitor management system.
Dengan fitur tersebut, Anda bisa melakukan pemantauan dan pengelolaan data-data pengunjung secara realtime, cepat, dan tentunya mudah.
Di sisi lain, Nimbus9 juga menggunakan enterprise resource planning (ERP) yang telah terintegrasi dengan berbagai aplikasi, mulai dari sistem keuangan, akuntansi, dan sebagainya.
Untuk mengetahui lebih jelas, jangan ragu hubungi tim kami dan konsultasikan bisnis Anda. Semoga artikel ini bermanfaat!
Baca juga: Mengenal Visitor Management System, Ini Jenis dan Manfaatnya