Lompat ke konten
Beranda » Apa itu Laba Ditahan? Ini Pengertian, Fungsi & Cara Hitungnya

Apa itu Laba Ditahan? Ini Pengertian, Fungsi & Cara Hitungnya

Laba ditahan adalah

Salah satu tujuan utama bisnis maupun perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan.

Keuntungan ini memiliki peranan penting karena nantinya bisa mempengaruhi keberlangsungan bisnis tersebut.

Dari istilah laba, dikenal pula yang namanya laba ditahan. Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak perusahaan berikan kepada pemegang saham.

Mengapa demikian? Untuk memahaminya, mari simak ulasan berikut tentang apa itu laba ditahan, fungsi, serta cara menghitungnya.

Apa itu Laba Ditahan?

Pengertian laba ditahan atau retained earnings bagian dari laba bersih yang tidak diberikan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Biasanya, laba ini diinvestasikan kembali ke perusahaan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan atau digunakan sebagai dana melunasi utang perusahaan.

Perlu diingat bahwa jenis laba ini mengalami penahanan bukan karena kemauan perusahaan atau pemilik modal semata, melainkan diterapkan sesuai perjanjian antara pemilik perusahaan dengan pemilik saham atau modal.

Jadi, memang jenis laba ditahan adalah memiliki tujuan tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk mengelola kegiatan operasional.

Tentu saja, investor atau pemegang saham juga bisa meminta rincian dana dari laba yang dihasilkan.

Fungsi Laba Ditahan

Penahanan laba terjadi atas keputusan bersama dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Hal tersebut bukan tanpa sebab. Ada urgensi tertentu yang membuat semua pihak setuju untuk tidak memberikan dividen kepada investor. Berikut merupakan fungsi dan tujuan laba ditahan adalah:

1. Sebagai Modal Cadangan

Salah satu tujuan laba ditahan adalah sebagai cadangan modal jika bisnis mengalami kesulitan finansial.

Penggunaan dana cadangan ini ialah untuk menambah dana agar perusahaan dapat terus beroperasi tanpa harus meminjam uang dari pihak ketiga.

2. Membantu Perusahaan Membayar Utang

Apabila perusahaan mempunyai hutang dalam jumlah lumayan besar, maka fungsi laba ditahan adalah sebagai investasi agar para akuntan perusahaan bisa mengalokasikannya untuk melunasi utang dengan tepat waktu.

Terlebih, pembayaran utang ini tidak akan mengganggu sumber dana lainnya sehingga perputaran dana utama perusahaan aman.

3. Modal Pengembangan Bisnis

Di samping sebagai modal cadangan, fungsi laba ditahan adalah bisa dijadikan untuk modal pengembangan bisnis serta usaha.

Pengembangan di sini tidak serta merta soal penambahan gedung, tetapi juga penambahan sumber daya manusia perusahaan.

Baca juga: Pengertian Biaya Tetap, Rumus, Bedanya dengan Biaya Variabel

4. Modal Investasi Perusahaan

Setiap pemilik bisnis tentu menginginkan perusahaannya mengalami perkembangan terus menerus. Sehingga fungsi penahanan laba ialah untuk modal investasi atau memperluas bisnis.

5. Sebagai Pembiayaan Operasional Perusahaan

Agar perusahaan berjalan lancar, dibutuhkan dana yang cukup untuk beroperasi. Sehingga tujuan laba ditahan adalah membiayai kegiatan operasional agar perusahaan dapat terus berkembang.

Faktor Penyebab Laba Ditahan

Beberapa faktor yang menyebabkan laba ditahan adalah sebagai berikut.

1. Terjadi Kesalahan Laporan Keuangan pada Periode Sebelumnya

Faktor pertama yang menjadi penyebab laba ditahan adalah terjadi kesalahan laporan keuangan di periode sebelumnya.

Ini terjadi karena akuntan belum bisa memberikan data yang valid. Sehingga guna menghindari kecurangan dan kerugian, pembagian keuntungan tersebut ditahan sementara sampai laporan keuangan benar-benar tuntas dan sesuai.

2. Perubahan Pemegang Kendali Manajemen Perusahaan

Penyebab lain dari laba ditahan adalah adanya perubahan pemegang kendali manajemen perusahaan.

Hal berikut ditujukan agar manajemen baru bisa beradaptasi dan menunjukkan kredibilitas dalam mengelola keuangan.

Selain itu, penahanan laba juga berfungsi menjaga stabilitas kerja serta mencegah terjadinya kecurangan.

3. Perubahan Metode Perhitungan

Perubahan metode perhitungan juga bisa menjadi penyebab laba ditahan oleh perusahaan.

Sebagai contoh metode perhitungan sebelumnya menggunakan sistem bulanan. Kemudian tiba-tiba diubah menjadi sistem per hari.

Perubahan tersebut bisa membingungkan sehingga perusahaan biasanya akan menahan hasil modal yang ada.

4. Penyesuaian Nilai Rupiah dari Periode Sebelumnya

Faktor berikutnya yang melatarbelakangi perusahaan menahan laba adalah karena adanya penyesuaian nilai rupiah dari periode sebelumnya.

Di dalam bisnis, kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah sangat wajar terjadi. Namun, hal tersebut akan berpengaruh pada hasil perhitungan laba perusahaan.

5. Perubahan Prinsip Akuntansi dari Periode Sebelumnya

Terakhir, penyebab terjadinya laba ditahan adalah karena terjadi perubahan prinsip akuntansi yang cukup signifikan.

Misalnya perubahan dalam metode perhitungan yang dipakai, model laporan keuangan, atau skema akuntansi.

Penahanan laba dalam hal ini perlu dilakukan guna menyesuaikan dengan prinsip akuntansi terbaru.

Cara Menghitung Laba Ditahan

Anda sudah memahami apa itu laba ditahan, tujuan, serta fungsinya. Sekarang Anda juga perlu mengetahui cara menghitung laba ditahan. Adapun rumus laba ditahan adalah:

Laba ditahan = Laba bersih setelah pajak – Dividen

Sementara langkah perhitungannya antara lain sebagai berikut.

1. Hitung laba kotor

Laba kotor = Angka penjualan – Harga pokok

2. Hitung laba operasional

Laba operasional = Laba kotor – Biaya operasional

3. Hitung laba bersih sebelum kena pajak

Laba bersih sebelum kena pajak = Laba operasional – (Bunga + Amortisasi + Depresiasi)

4. Hitung laba bersih setelah pajak

Laba bersih setelah pajak = Laba bersih sebelum pajak – Tarif pajak

Sekian informasi tentang apa itu laba ditahan hingga rumus perhitungannya. Pada intinya, laba ditahan adalah keuntungan yang tidak perusahaan bagikan kepada para pemegang saham untuk tujuan tertentu.

Namun, hal tersebut didasarkan pada kesepakatan bersama antara pemilik saham dengan pihak perusahaan.

Salah satu penyebab laba ditahan adalah karena kesalahan pelaporan keuangan. Ini mungkin terjadi dikarenakan proses pelaporan keuangan masih dilakukan secara manual, sehingga membuat data ada yang belum diinput, dan lain sebagainya.

Agar hal tersebut tidak terjadi, ada baiknya Anda mengubah sistem konvensional menjadi otomatis. Seperti sistem manajemen properti dari Nimbus9.

Dengan menggunakan Nimbus9, proses pencatatan dan pelaporan keuangan Anda akan jauh lebih mudah serta efisien karena sudah terintegrasi menggunakan sistem ERP.

Yuk pelajari lebih lanjut dengan menghubungi tim kami!

Baca juga: 8 Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah dan Contohnya