Aktiva lancar adalah salah satu bagian penting dalam perhitungan dan penyusunan laporan keuangan.
Secara mendasar, aktiva lancar adalah jenis kekayaan atau modal milik perusahaan yang bersifat jangka pendek.
Sebab, dari segi jangka waktu produktivitas, aktiva lancar biasanya hanya berusia kurang dari satu tahun.
Agar lebih jelas, yuk simak selengkapnya mengenai pengertian, jenis, fungsi, cara menghitung dan juga contoh aktiva lancar di bawah ini.
Apa itu Aktiva Lancar?
Aktiva lancar adalah aset milik perusahaan yang dapat diukur dan dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu singkat, yakni kurang dari satu tahun saja.
Dalam kata lain, yang termasuk aktiva lancar adalah seluruh aset di perusahaan yang dapat digunakan, dikonsumsi, ataupun diperjualbelikan kembali.
Adapun fungsi aktiva lancar adalah sebagai modal untuk mendanai segala aktivitas bisnis sehari-hari, misalkan membayar upah karyawan, sewa, bahan baku produksi, utang usaha, hingga tagihan-tagihan seperti listrik, air, dan internet.
Perbedaan Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap
Lalu, apa perbedaan aktiva lancar dan aktiva tetap? Meskipun sama-sama bagian dari kekayaan perusahaan, namun keduanya memiliki beda fungsi dan tujuan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, aktiva lancar adalah aset yang bersifat jangka pendek, yaitu tak lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan aktiva tetap yang cenderung bersifat ekonomis karena bersifat jangka panjang, yakni di atas satu tahun lebih.
Di sisi lain, aktiva lancar adalah jenis aset yang mudah dikonversi menjadi uang tunai dan bersifat sangat likuid atau tidak mengalami penyusutan.
Sedangkan aktiva tetap sebaliknya. Ya, aktiva tetap memerlukan waktu cukup lama agar dapat diuangkan atau dijual kembali.
Aktiva tetap juga bukanlah aset yang bersifat likuid sehingga akan terus menyusut dan menjadi beban kas perusahaan dari waktu ke waktu.
Lalu, aktiva lancar pada dasarnya berfungsi untuk membiayai kegiatan operasional bisnis.
Sementara, aktiva tetap digunakan sebagai “alat” untuk menjalankan kegiatan tersebut.
Baca juga: 5 Manfaat Laporan Keuangan untuk Bisnis dan Contoh Laporannya
Jenis-Jenis Aktiva Lancar
Setelah mengetahui pengertian aktiva lancar di atas, berikut ini terdapat jenis-jenisnya yang perlu Anda ketahui.
1. Kas dan Setara Kas
Contoh aktiva lancar yang pertama adalah kas dan setara kas.
Ini merupakan setiap kekayaan yang tertera di dalam kas atau rekening bank milik perusahaan dan bisa dicairkan kapan pun.
2. Surat Berharga
Surat berharga merupakan sebuah surat yang menyatakan kepemilikan saham atau obligasi milik perusahaan.
Surat berharga ini umumnya bersifat sementara dan bisa dijual kembali di kemudian hari.
3. Piutang Pendapatan
Jenis lainnya dari aktiva lancar adalah piutang pendapatan.
Ini merupakan bagian dari hak perusahaan yang seharusnya diperoleh, namun belum dibayarkan oleh pihak lain.
4. Piutang Dagang
Lalu, ada pula piutang dagang, yaitu tagihan dari perusahaan kepada debitur atau pihak yang berutang karena penjualan barang/jasa secara kredit.
5. Piutang Wesel
Piutang wesel adalah sebuah surat perintah penagihan suatu entitas kepada pihak lain.
Surat ini menyatakan terkait pembayaran sejumlah uang yang sudah jatuh tempo berdasarkan kesepakatan sebelumnya.
6. Biaya Dibayar di Muka
Contoh lainnya dari aktiva lancar adalah biaya dibayar di muka.
Dalam kata lain, ini merupakan pembayaran yang dilakukan di awal, padahal belum memasuki waktu yang ditentukan.
7. Perlengkapan
Perlengkapan juga termasuk satu dari jenis-jenis aktiva lancar.
Perlengkapan di sini meliputi setiap barang yang dimiliki atau dibeli perusahaan untuk mendukung proses produksi.
Perlengkapan umumnya bersifat habis pakai, sehingga perusahaan perlu menggantinya dengan barang baru secara berkala dalam waktu singkat, seperti pulpen, kertas, dan tinta printer.
8. Persediaan atau Inventaris
Contoh aktiva lancar yang terakhir adalah persediaan, baik itu bahan mentah maupun barang jadi.
Namun, jenis persediaan di sini merupakan aset yang bersifat likuid dan bila jual perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Baca juga: Apa itu Laba Ditahan? Ini Pengertian, Fungsi & Cara Hitungnya
Rumus Aktiva Lancar
Untuk mengetahui total aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini.
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang + Biaya Dibayar di muka + Perlengkapan + Aset Likuid Lain
Cara Menghitung Aktiva Lancar
Agar tidak bingung, berikut cara menghitung aktiva lancar. Misalkan, perusahaan memiliki rincian keuangan seperti di bawah ini.
- Kas dan setara kas = Rp75.000.000
- Piutang usaha = Rp6.000.000
- Surat berharga = Rp25.000.000
- Inventaris dan persediaan = Rp4.000.000
- Biaya dibayar dimuka Rp3.000.000
- Aset likuid lain = Rp6.000.000
Maka jumlah aktiva lancar adalah Rp75.000.000 + Rp6.000.000 + Rp25.000.000 + Rp4.000.000 + Rp3.000.000 + Rp6.000.000 = Rp119.000.000.
Demikianlah pembahasan mengenai apa itu aktiva lancar, jenis, rumus, cara hitung, dan bedanya dengan aset tetap.
Dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aset yang berperan memfasilitasi pengeluaran perusahaan sehari-hari.
Hal ini cukup penting bagi laporan keuangan sehingga perusahaan perlu mengelolanya dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan bisnis.
Nah untuk membantu manajemen aset perusahaan, Anda bisa memanfaatkan sistem komprehensif seperti aplikasi Nimbus9.
Nimbus9 adalah aplikasi yang terintegrasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning), sehingga mempermudah proses pencatatan maupun pelaporan keuangan perusahaan secara akurat.
Di sisi lain, Anda juga dapat menyimpan laporan beserta dokumen apapun ke dalam arsip digital pada sistem Nimbus9. Sangat efisien, bukan?
Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut terkait manajemen properti lainnya.
Baca juga: Keuntungan Payroll sebagai Sistem Pembayaran Gaji Karyawan