Di dunia bisnis, fixed cost atau biaya tetap adalah salah satu jenis biaya operasional yang wajib dikeluarkan perusahaan.
Adapun jumlahnya tidak dipengaruhi oleh produksi maupun penjualan. Di samping biaya tetap, ada juga biaya tidak tetap atau dikenal dengan biaya variabel (variable cost), di mana jumlahnya bisa berubah-ubah.
Pada artikel ini, kami akan membahas seputar apa itu biaya tetap, perbedaannya dengan biaya variabel, dan cara menghitungnya. Yuk simak!
Pengertian Biaya Tetap
Apa itu biaya tetap? Seperti penjelasan sebelumnya, biaya tetap adalah pengeluaran yang harus dibayarkan oleh perusahaan tak peduli bagaimanapun kondisinya.
Besar biaya tetap adalah sama, tidak dipengaruhi oleh peningkatan maupun penurunan penjualan.
Karena sifatnya tetap, maka fixed cost harus dibayar terus menerus, baik saat perusahaan beroperasi penuh, sebagian, atau bahkan sama sekali tidak beroperasi.
Adapun yang termasuk biaya tetap adalah:
- Biaya sewa gedung atau kantor
- Gaji karyawan
- Biaya penyusutan
- Biaya pajak
- Biaya bunga
- Tagihan listrik dan telepon
- Asuransi
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Jika dilihat dari namanya, sudah jelas bahwa perbedaan biaya tetap dan biaya variabel adalah sifatnya.
Biaya tetap adalah bersifat sama, tidak berubah-ubah. Sedangkan biaya variabel sebaliknya.
Tak hanya sampai di situ saja, perbedaan lain dari biaya variabel dan biaya tetap adalah sebagai berikut.
1. Dari Segi Nominal Pembayaran
Salah satu perbedaan biaya tetap dan biaya variabel yaitu dari segi nominal pembayarannya.
Biasanya jumlah biaya tetap yang harus dibayarkan jauh lebih tinggi dibandingkan biaya variabel.
Pasalnya bagaimanapun kondisi perusahaan, misal profit menurun drastis, nominal biaya tetap tidak akan berubah.
Beda halnya dengan biaya variabel di mana nominalnya dapat diatur menyesuaikan kondisi perusahaan.
2. Dari Segi Waktu Terjadinya
Dilihat dari waktu terjadinya, perbedaan biaya variabel dan biaya tetap adalah fixed cost tidak dikeluarkan setiap hari, sedangkan variable cost bisa dikeluarkan dengan rentang waktu lebih pendek.
Biaya tetap adalah biaya yang biasanya terjadi sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali. Sementara biaya variabel dapat terjadi seminggu sekali, bahkan setiap hari.
Baca juga: Pengertian Biaya Operasional, Jenis, dan Cara Menghitungnya
3. Dari Segi Pencatatan Akuntansi
Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel berikutnya yaitu dari segi pencatatan akuntansi.
Biasanya, beberapa perusahaan khususnya di bidang manufaktur membuat laporan biaya variabel tersendiri.
Laporan ini bisa dikeluarkan setiap hari, seminggu, atau sebulan sekali sesuai alur keluar masuknya produk.
Beda halnya dengan biaya tetap di mana pelaporannya sangat jarang, mungkin bisa sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali.
4. Dari Segi Penentuan Harga
Dari segi penentuan harga, biaya tetap adalah salah satu komponen biaya operasional yang jarang digunakan sebagai dasar penentuan harga produk.
Biasanya jumlah total biaya tetap dijadikan benchmark dasar biaya perusahaan ketika kegiatan bisnis ada di titik terendah atau nol.
Sementara yang lebih sering digunakan sebagai dasar penentuan harga barang adalah biaya variabel.
5. Dari Segi Hubungan dengan Produksi
Selanjutnya, perbedaan biaya tetap dan biaya variabel adalah dari segi hubungannya dengan produksi.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi barang secara langsung.
Itulah mengapa jika terjadi pengurangan produksi tidak akan berpengaruh pada nominal biaya tetap.
Berbeda dengan biaya variabel yang sangat berkaitan dengan proses produksi perusahaan secara langsung.
Jenis Biaya Tetap
Terdapat dua jenis biaya tetap atau fixed cost yang penting untuk diketahui para pengusaha, berikut penjelasannya.
1. Discretionary Fixed Cost
Discretionary fixed cost adalah biaya kebijakan yang pengeluarannya tergantung pada kebijakan manajemen perusahaan.
Umumnya, kebijakan tersebut bersifat jangka pendek dan bisa berubah kapan pun, atau jika ada perubahan biaya di luar perkiraan manajemen. Contohnya iklan, pelatihan karyawan, riset.
Baca juga: 8 Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah dan Contohnya
2. Committed Fixed Cost
Jenis kedua biaya tetap adalah committed fixed cost, merupakan biaya yang telah ditentukan dan dikeluarkan untuk menjaga eksistensi perusahaan.
Biasanya ini berhubungan dengan investasi fasilitas serta struktur organisasi perusahaan. Misal gaji, biaya pajak pembangunan, biaya asuransi, dan sebagainya.
Cara menghitung biaya tetap
Setelah Anda mengetahui apa itu biaya tetap beserta contohnya, kurang afdol rasanya jika kita tidak membahas rumus biaya tetap.
Adapun cara menghitung biaya tetap adalah menggunakan rumus di bawah ini:
Biaya tetap = Total biaya – (Unit biaya variabel x Kuantitas)
Berikut contoh cara menghitung biaya tetap.
Pada Mei 2022, PT. Matahari Bersinar menghabiskan biaya pengelolaan apartemen sebesar Rp200 juta.
Kuantitas unitnya adalah 3 unit apartemen dengan biaya variabel Rp20.000.000. Maka, rumus menghitung total biaya tetap adalah:
Biaya tetap = Total biaya – (Unit biaya variabel x Kuantitas)
Biaya tetap = Rp200.000.000 – (Rp20.000.000 x 3)
Biaya tetap = Rp200.000.000 – Rp60.000.000
Biaya tetap = Rp140.000.000
Jadi, biaya tetap yang dikeluarkan PT. Matahari Bersinar di bulan Mei 2022 adalah Rp140.000.000.
Itulah penjelasan mengenai pengertian, jenis, contoh biaya tetap, dan perbedaannya dengan biaya variabel. Kesimpulannya, biaya tetap adalah biaya yang konstan, tidak mengalami perubahan.
Sebaliknya, biaya variabel adalah biaya yang bersifat dinamis, bisa berubah-ubah mengikuti volume produksi.
Nah, dari ulasan di atas, pemilik bisnis harus memahami betul tentang seluk beluk biaya operasional perusahaan, baik itu fixed cost maupun variable cost.
Namun, sebenarnya Anda tak perlu khawatir karena saat ini sistem manajemen perusahaan bisa lebih mudah dikelola jika Anda menggunakan aplikasi, contohnya Nimbus9.
Nimbus9 adalah sistem manajemen properti yang dirancang untuk membantu Anda mengelola properti secara lebih efektif dan efisien.
Selain itu, Nimbus9 juga telah menerapkan sistem ERP atau enterprise resource planning di mana dapat mengintegrasikan berbagai aplikasi, termasuk sistem keuangan, akuntansi, dan lainnya.
Apabila Anda ingin tahu lebih lanjut, jangan ragu menghubungi tim kami untuk berkonsultasi.
Baca juga: Software ERP: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Rekomendasinya