Lompat ke konten
Beranda » Biaya Variabel: Ini Pengertian, Fungsi, Contoh & Perhitungannya

Biaya Variabel: Ini Pengertian, Fungsi, Contoh & Perhitungannya

Biaya variabel adalah

Setiap bisnis pada dasarnya mengeluarkan dua jenis biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel adalah biaya variabel bisa berubah-ubah, sedangkan biaya tetap tidak.

Biaya variabel adalah biaya yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Oleh karena itu, pebisnis perlu memahaminya dengan baik.

Sebenarnya, apa itu biaya variabel? Yuk simak lebih lanjut tentangnya mulai dari pengertian, contoh, fungsi, dan cara menghitungnya.

Apa itu Biaya Variabel?

Pengertian biaya variabel adalah biaya yang berbanding lurus dengan volume jumlah barang atau jasa yang dihasilkan suatu bisnis.

Dalam arti lain, biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantung pada aktivitas produksinya.

Jika produksi atau penjualan perusahaan mengalami peningkatan, maka biaya variabel akan ikut naik, begitu pula sebaliknya.

Jadi perusahaan harus mengeluarkan biaya variabel lebih tinggi ketika produksinya meningkat dan biaya variabel pun akan menurun saat proses produksi sedang menurun.

Sebutan lain untuk biaya variabel adalah biaya jangka pendek. Ini dikarenakan jumlahnya bisa berubah-ubah dengan cepat.

Yang termasuk biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, biaya transaksi, komisi, biaya utilitas, dan lain sebagainya.

Fungsi Biaya Variabel bagi Bisnis

Seperti penjelasan di atas bahwa biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah-ubah, bergantung pada produksi atau penjualan.

Adapun beberapa fungsi biaya variabel bagi bisnis di antaranya sebagai berikut.

1. Membantu Pengambilan Keputusan Jangka Pendek

Salah satu fungsi biaya variabel adalah membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan jangka pendek.

Sebagai contoh perusahaan mendapatkan pesanan khusus dari klien yang perlu segera diproduksi.

Maka perusahaan bisa menentukan harga dan biaya produksinya dengan biaya variabel yang ada.

2. Membantu Mengendalikan Biaya Operasional Perusahaan

Fungsi biaya variabel selanjutnya ialah membantu perusahaan untuk mengendalikan biaya operasional perusahaan dengan memisahkan dari biaya tetap di laporan keuangan.

Pasalnya ini dapat disesuaikan dengan kestabilan bisnis perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

3. Membantu Perencanaan Penentuan Laba Jangka Pendek

Informasi biaya yang sudah dipisahkan berdasarkan perilaku dan perubahan volume produksi dapat membantu perusahaan dalam menentukan laba jangka pendek.

Sehingga perusahaan juga mendapatkan informasi sebagai acuan untuk pengambilan keputusan.

Baca juga: Pengertian Biaya Operasional, Jenis, dan Cara Menghitungnya

4. Menentukan Penilaian

Fungsi lain dari biaya variabel adalah menetapkan penilaian terhadap efektivitas produksi barang yang sedang berlangsung.

Selain itu, pertanggungjawaban perusahaan juga lebih mudah terhadap departemen lain di dalamnya.

Contoh Biaya Variabel

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa yang termasuk biaya variabel adalah tenaga kerja langsung, biaya distribusi produk, biaya bahan, komisi, dan upah lembur tenaga kerja.

Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Tenaga Kerja Langsung

Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung. Ini merupakan upah yang diberikan pada tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi.

Namun, biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan gaji. Biaya tersebut dibayarkan untuk setiap unit yang mereka selesaikan.

Jumlahnya bisa meningkat atau menurun sesuai dengan laju produksi.

2. Biaya Distribusi Produk

Contoh biaya variabel selanjutnya adalah biaya distribusi produk atau pengantaran produk ke distributor maupun pengguna akhir. Biaya ini meliputi bensin, pengemudi, dan lain-lain.

Biaya distribusi produk termasuk biaya variabel sebab jumlahnya tergantung pada kuantitas produk yang didistribusikan.

3. Biaya Bahan

Biaya bahan juga merupakan contoh biaya variabel. Biaya bahan merupakan persediaan bahan baku yang dibeli oleh perusahaan ritel atau manufaktur untuk membuat barang jadi.

Biaya tersebut termasuk semua item yang digunakan dalam pembuatan produk, harus bisa diukur, dan diidentifikasi sebagai kontribusi terhadap produk.

Baca juga: 8 Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah dan Contohnya

4. Komisi

Selanjutnya contoh biaya variabel yaitu komisi. Komisi diberikan kepada tenaga penjual apabila mereka berhasil menjual produk atau jasa.

Jika kuota penjualan tidak terpenuhi atau perusahaan gagal mencapai margin keuntungannya, maka ini akan berakibat pada pengurangan komisi.

5. Upah Lembur Tenaga Kerja

Terakhir, contoh biaya variabel adalah upah lembur tenaga kerja. Biaya ini termasuk biaya variabel dikarenakan pekerja tidak lembut setiap saat, melainkan hanya bila diminta atasannya. Misal saat sedang mengejar target tertentu.

Cara Menghitung Biaya Variabel

Rumus biaya variabel ialah sebagai berikut:

Total biaya variabel = Biaya per unit x Jumlah total unit

Cara menghitung biaya variabel bisa Anda pahami melalui ilustrasi di bawah ini.

Misal biaya untuk membuat satu unit produk adalah Rp20.000. Anda sudah membuat 15 unit. Maka, total biaya variabel adalah Rp20.000 x 15 = Rp300.000.

Nah, bagaimana, apakah sampai sini Anda sudah paham?

Pada intinya, biaya variabel memiliki peranan penting bagi bisnis, di antaranya membantu perusahaan dalam menyusun anggaran, membuat analisis keuangan, dan membuat laporan keuangan dengan lebih mudah, sehingga dapat diambil keputusan bisnis yang tepat.

Nah, bagi Anda yang ingin mengelola laporan keuangan dengan baik, cobalah menggunakan sistem manajemen properti dari Nimbus9.

Nimbus9 adalah sistem otomasi properti yang terintegrasi ke dalam satu sistem dengan menerapkan ERP atau Enterprise Resource Planning.

Nimbus9 memberikan kemudahan bagi Anda dengan laporan lengkap tentang fasilitas dan informasi lain di sistem.

Jika Anda ingin tahu lebih lanjut, jangan ragu mengkonsultasikan dengan Nimbus9.

Baca juga: Software ERP: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Rekomendasinya