Salah satu jenis pemeliharaan gedung yang dilakukan ketika terjadi kerusakan pada gedung seperti, henti mesih, kerusakan fasilitas, hingga masalah pada struktur bangunan adalah breakdown maintenance.
Jenis pemeliharaan gedung ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang sebaiknya dihindari oleh pemilik atau pengelola gedung.
Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu breakdown maintenance, jenis-jenis, contoh, prosesnya, hingga strategi pengelolaannya. Yuk, simak!
Baca Juga: Apa Itu Building Maintenance? Kenali Jenis-Jenis dan Manfaatnya
Apa itu Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah salah satu jenis pemeliharaan gedung yang dilakukan setelah terjadi kerusakan.
Pemeliharaan ini bersifat reaktif karena hanya dilakukan ketika terjadi masalah, sehingga tidak memerlukan perawatan atau inspeksi rutin sebelumnya.
Dengan menerapkan breakdown maintenance, pemilik atau pengelola gedung bisa menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu lagi melakukan pemeliharaan secara berkala.
Namun, pemeliharaan ini juga memiliki risiko seperti kerusakan yang lebih parah dan biaya perbaikan yang lebih besar.
Selain itu, kerusakan yang terjadi secara mendadak dapat mengganggu operasional gedung, terutama jika terjadi pada instalasi listrik, air, atau sistem keamanan gedung.
Akibatnya, pemilik atau pengelola gedung mungkin harus menanggung biaya lebih besar akibat downtime atau kerugian operasional.
Baca Juga: Apa Itu Predictive Maintenance dan Mengapa Penting bagi Bisnis Properti?
Jenis-Jenis Breakdown Maintenance

Berdasarkan informasi dari UpKeep, berikut adalah dua jenis breakdown maintenance.
-
Planned Breakdown Maintenance
Jenis pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan perkiraan atau prediksi terjadinya kerusakan terhadap suatu seperti mesin, fasilitas, hingga struktur bangunan.
Oleh karena itu, pemilik atau pengelola gedung bisa langsung melakukan pemeliharaan setelah kerusakan terjadi tetapi dalam konteks yang telah diterima dan direncanakan.
-
Unplanned Breakdown Maintenance
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan setelah mesin, fasilitas, atau struktur bangunan mengalami kerusakan secara mendadak.
Jenis breakdown maintenance ini adalah yang paling umum ditemukan di suatu perusahaan atau industri.
Baca Juga: Mengenal Jenis Pemeliharaan Gedung: Corrective Maintenance
Contoh Breakdown Maintenance dalam Pengelolaan Gedung
Berikut adalah beberapa contoh breakdown maintenance dalam pengelolaan gedung.
- Sistem pendingin ruangan atau AC sentral yang seketika tidak berfungsi dengan baik
- Lift yang berhenti mendadak atau tidak dapat beroperasi
- Kebocoran yang pada sistem plumbing secara mendadak
- Kerusakan secara tiba-tiba pada sistem keamanan seperti CCTV atau pintu akses
Baca Juga: Pemeliharaan Gedung Proaktif Vs Reaktif, Mana yang Lebih Baik?
Proses Melakukan Breakdown Maintenance

Melakukan breakdown maintenance melibatkan beberapa tahapan atau proses sebagai berikut.
-
Identifikasi Kerusakan
Proses dimulai ketika ditemukan adanya kerusakan, biasanya penemuan ini dilakukan melalui inspeksi visual oleh pihak pengelola ataupun temuan dari penyewa gedung.
Identifikasi yang cepat dan akurat sangat penting untuk meminimalisir dampak kerusakan yang terjadi.
-
Pemeriksaan Awal (Initial Inspection)
Setelah mengidentifikasi kerusakan, langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan di lokasi untuk melihat penyebab dan menilai tingkat kerusakan yang terjadi.
Pemeriksaan ini dapat berfungsi untuk membuat rencana tindakan perbaikan yang tepat dengan memperhitungkan semua aspek kerusakan.
-
Isolasi Area dan Keamanan
Sebelum melakukan perbaikan, area yang terdampak sebaiknya diisolasi terlebih dahulu untuk mencegah bahaya dan gangguan tambahan lainnya.
Langkah ini perlu dilakukan untuk melindungi penghuni gedung dan memastikan tim teknisi dapat bekerja dengan aman.
-
Pelaksanaan Perbaikan
Tahap ini merupakan inti dari breakdown maintenance dengan melakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Tim teknisi akan mengganti atau memperbaiki komponen yang rusak. Proses ini harus dilakukan dengan baik untuk menghindari kesalahan yang bisa memperpanjang waktu perbaikan.
-
Pengujian Setelah Perbaikan (Testing & Verification)
Setelah perbaikan selesai, tim teknisi harus melakukan pengujian untuk memastikan perbaikan berhasil dan bisa berfungsi dengan baik.
Pengujian ini harus dilakukan secara bertahap untuk memastikan bahwa tidak ada lagi masalah yang tersisa.
Baca Juga: Pengelolaan Gedung: Definisi, Manfaat, & Cara Efektif Mengelola Gedung
Strategi Efektif untuk Mengelola Breakdown Maintenance
Meskipun breakdown maintenance bersifat reaktif dan tidak dapat dihindari, pemilik atau pengelola gedung harus memiliki strategi untuk menanganinya.
Salah satu strategi yang tepat adalah dengan menggunakan aplikasi pengelolaan gedung seperti Nimbus9.
Aplikasi Nimbus9 memudahkan seluruh penghuni atau staf pengelola gedung untuk melaporkan kerusakan yang terjadi secara real time.
Melalui aplikasi Nimbus9 pemilik atau pihak pengelola gedung memiliki dokumentasi terait kerusakan yang terjadi dan bisa membuat rencana perbaikan yang tepat.
Selain itu, setiap perbaikan bisa dicatat secara lengkap melalui aplikasi Nimbus9 sebagai bahan evaluasi di kemudian hari.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan teknologi digital, pemilik atau pengelola gedung dapat mengelola breakdown maintenance secara efektif.
Pelajari fitur aplikasi pengelolaan gedung Nimbus9 di sini.

