Aset lancar adalah salah satu komponen penting yang ada dalam perhitungan laporan keuangan sebuah perusahaan.
Aset lancar biasanya juga disebut sebagai aset jangka pendek. Adapun contoh aset lancar adalah alat-alat perlengkapan yang hanya dapat dipakai kurang dari satu tahun.
Jenis aset ini kerap disamakan dengan aset tetap, padahal nyatanya kedua hal tersebut sangatlah berbeda.
Yuk simak pembahasan selengkapnya mulai dari pengertian aset lancar, jenis, rumus, hingga contohnya di bawah ini!
Apa itu Aset Lancar?
Singkatnya, aset lancar adalah segala bentuk kekayaan perusahaan yang dapat langsung dikonversikan menjadi uang tunai atau kas.
Dengan kata lain, aset lancar adalah jenis aktiva yang dapat diukur dengan perhitungan pasti menggunakan satuan nilai mata uang.
Aktiva yang dikategorikan sebagai aset lancar biasanya bersifat jangka pendek, yakni hanya dalam periode kurang dari satu tahun.
Aset lancar memiliki beragam jenis. Tetapi secara umum, aset lancar terdiri dari 4 ciri-ciri berikut.
- Umumnya berupa uang tunai atau kas.
- Disimpan untuk kemudian diperjualbelikan kembali.
- Mudah untuk diperjualbelikan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu di bawah 1 tahun.
- Masa pencairan cenderung pendek, sehingga bisa digunakan dalam kurun waktu 12 bulan setelah akhir periode neraca.
Jenis-Jenis Aset Lancar
Seperti disebutkan sebelumnya, aset lancar terdiri dari beragam jenis. Apa saja itu? Berikut beberapa di antaranya.
1. Kas dan Setara Kas
Jenis yang pertama dari aset lancar adalah kas dan setara kas. Kategori ini meliputi uang tunai serta mata uang yang tersimpan dalam rekening giro.
Kas biasanya digunakan secara langsung untuk operasional perusahaan, di mana proses pencairannya tergolong cepat.
Baca juga: Apa itu Manajemen Aset, Tujuan, Siklus & Manfaat bagi Bisnis
2. Persediaan
Persediaan tergolong sebagai aset lancar, yakni sejumlah barang yang belum terjual dan memiliki nilai ekonomi. Sehingga, bila persediaan tersebut dijual, maka perusahaan mendapat kas masuk.
Contoh aset lancar yang tergolong persediaan ialah mencakup bahan baku, suku cadang produk, produk jadi, dan jasa.
3. Piutang
Piutang juga termasuk salah satu dari jenis-jenis aset lancar. Piutang merupakan tagihan terhadap pelanggan yang membeli produk secara kredit.
Dalam kata lain, piutang adalah setara kas, namun belum dibayarkan oleh pelanggan. Pembayaran dari piutang biasanya sesuai kesepakatan dua belah pihak.
4. Investasi Jangka Pendek (Sementara)
Jenis lainnya dari aset lancar adalah investasi sementara atau bersifat jangka pendek. Artinya, aset tersebut bisa dicairkan dalam kurun waktu 1 tahun sejak tanggal neraca.
Adapun contoh aset lancar satu ini ialah surat berharga, mulai dari obligasi, saham, deposito bulanan, wesel tagih, dan semacamnya.
5. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka berarti jenis pembayaran yang dilakukan di awal atau telah dijadwalkan akan diterima pada masa mendatang.
Hal ini biasanya ditujukan agar mengurangi beban perusahaan pada akhir periode, sehingga perusahaan pun membayarkan kewajibannya lebih awal.
Contoh aset lancar ini seperti alat tulis kantor, premi asuransi, atau bunga.
Cara Menghitung Aset Lancar
Untuk menghitung jumlah aset lancar, Anda tinggal menjumlahkan keseluruhannya. Adapun rumus aset lancar adalah sebagai berikut.
Aset Lancar = Kas + Setara Kas + Persediaan + Piutang + Investasi Sementara + Biaya DIbayar di Muka
Baca juga: Pengertian Biaya Operasional, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Perbedaan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar
Lalu, apa bedanya aset lancar dengan aset tidak lancar? Bila aset lancar adalah jenis aktiva yang dapat langsung dicairkan dalam waktu singkat, maka aset tidak lancar adalah sebaliknya.
Ya, aset tidak lancar merupakan jenis aktiva yang tidak bisa langsung dicairkan menjadi uang tunai dan memerlukan waktu cukup lama untuk bisa diperdagangkan.
Aset tidak lancar biasanya dibeli oleh perusahaan untuk menunjang operasional bisnis. Sementara, fungsi aset lancar adalah sebagai simpanan pendanaan atau perputaran kas.
Maka dari itu, aset tidak lancar disebut sebagai aset jangka panjang, di mana ia tidak bisa diukur dengan satuan nilai mata uang selayaknya aset lancar.
Adapun jenis-jenis aset tidak lancar di antaranya:
- Aset tetap, yakni aset yang dibeli untuk operasional perusahaan dan nilainya terus berubah sepanjang waktu. Contohnya seperti mesin, gedung, tanah, mobil, dan lain-lain.
- Aset tidak berwujud, yakni aset yang secara fisik tidak terlihat namun memiliki manfaat. Contohnya ialah hak paten, hak cipta, hak kontrak, hak merek dagang, franchise, dan sebagainya.
- Investasi jangka panjang, baik itu berupa aset tetap maupun tidak tetap. Contohnya saham, surat utang negara, dan obligasi.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu aset lancar, contoh, dan bedanya dengan aset tidak lancar.
Bisa dikatakan, aset lancar adalah segala sesuatu milik perusahaan yang dapat diubah menjadi uang tunai dan masuk dalam kas.
Jumlah aset tetap biasanya menunjukkan likuiditas perusahaan, sehingga pengelolaannya cukup penting untuk diperhatikan
Mengenai hal itu, Anda mungkin memerlukan sistem komprehensif untuk membantu manajemen aset perusahaan, seperti aplikasi Nimbus9.
Nimbus9 merupakan aplikasi yang telah terintegrasi dengan sistem ERP, sehingga proses pencatatan maupun pelaporan keuangan perusahaan akan jauh lebih mudah, akurat, dan efisien.
Bahkan, Anda juga bisa menyimpan berbagai laporan beserta dokumennya ke dalam arsip digital pada sistem Nimbus9.
Hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut mengenai manajemen properti.
Baca juga: Apa itu Laba Ditahan? Ini Pengertian, Fungsi & Cara Hitungnya