Lompat ke konten
Beranda » Apa Itu Sick Building Syndrome? Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Apa Itu Sick Building Syndrome? Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Apa Itu Sick Building Syndrome Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Gedung yang terlihat megah dan modern belum tentu sehat untuk dihuni. Salah satu permasalahan tersembunyi yang sering tidak disadari adalah Sick Building Syndrome (SBS) atau Sindrom Bangunan Sakit.

Fenomena ini banyak ditemukan pada gedung perkantoran, apartemen, hingga fasilitas umum, dan dapat berdampak serius pada kesehatan penghuninya.

Dalam artikel ini, akan membahas secara lengkap tentang apa itu sick building syndrome, penyebabnya, gejala yang harus diwaspadai, serta cara pencegahannya agar bangunan Anda tetap sehat dan nyaman untuk dihuni.

Apa Itu Sick Building Syndrome?

Sick Building Syndrome (SBS) adalah kondisi ketika penghuni gedung mengalami keluhan kesehatan atau rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan waktu yang dihabiskan di dalam bangunan tersebut, tanpa penyebab medis yang jelas. Setelah meninggalkan gedung, biasanya gejala tersebut mereda atau hilang.

SBS pertama kali diidentifikasi oleh World Health Organization (WHO) pada awal 1980-an, terutama terjadi pada bangunan modern dengan ventilasi yang buruk, paparan bahan kimia, dan pencahayaan yang tidak memadai.

Baca Juga: Apa Itu Building Maintenance? Kenali Jenis-Jenis dan Manfaatnya 

Penyebab Terjadinya Sick Building Syndrome

Penyebab Terjadinya Sick Building Syndrome

Ada berbagai faktor yang menyebabkan bangunan menjadi “sakit” dan memicu SBS. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Ventilasi yang Buruk

    Salah satu penyebab utama SBS adalah kurangnya sirkulasi udara segar. Sistem HVAC yang tidak dirawat atau tidak berfungsi dengan baik menyebabkan akumulasi polutan di dalam ruangan.

  2. Paparan Zat Kimia

    Bahan bangunan seperti lem, cat, karpet sintetis, hingga furniture baru mengandung senyawa organik volatil (VOC) yang bisa mencemari udara.

  3. Polusi Biologis

    Jamur, bakteri, dan debu yang berkembang di AC atau saluran udara dapat menyebabkan masalah pernapasan dan iritasi.

  4. Kualitas Pencahayaan

    Ruangan dengan pencahayaan yang buruk atau berkedip dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan konsentrasi.

  5. Kebisingan dan Suhu Tidak Stabil

    Suhu ruangan yang terlalu dingin atau panas, serta tingkat kebisingan tinggi, dapat meningkatkan stres dan memperparah gejala SBS.

Baca Juga: Pemeliharaan Fasilitas: Definisi, Jenis, Manfaat, Tantangan, dan Strategi

Gejala Sick Building Syndrome

Gejala Sick Building Syndrome

Gejala SBS bisa sangat beragam dan sering kali menyerupai penyakit ringan. Berikut beberapa gejala yang paling umum:

  • Iritasi mata, telinga, hidung, atau tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Rasa lelah berlebihan
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kulit kering atau gatal
  • Batuk kering atau bersin terus-menerus
  • Mual atau pusing
  • Gejala pernapasan ringan hingga sedang

Gejala-gejala ini biasanya membaik setelah penghuni meninggalkan gedung, yang menjadi indikator utama SBS.

Baca Juga: Pentingnya Melakukan Preventive Maintenance Secara Rutin

Cara Mencegah Sick Building Syndrome

Cara Mencegah Sick Building Syndrome

Untuk mencegah sick building syndrome, pemilik dan pengelola gedung perlu mengambil langkah-langkah proaktif, antara lain:

1. Perbaiki Sistem Ventilasi

Pastikan sistem ventilasi bekerja dengan baik dan dapat mengganti udara dalam ruangan secara berkala. Penggunaan filter HEPA dan pembersihan rutin saluran udara juga sangat dianjurkan.

2. Gunakan Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan

Hindari penggunaan material yang mengandung VOC tinggi. Pilihlah cat, pelapis lantai, dan furniture yang berlabel low-VOC atau bebas formaldehida.

3. Rutin Membersihkan Area Gedung

Lakukan pembersihan secara berkala untuk mengurangi akumulasi debu, jamur, dan mikroorganisme lainnya, terutama di area tertutup dan lembap.

4. Optimalkan Pencahayaan dan Suhu

Gunakan pencahayaan alami sebanyak mungkin dan pastikan sistem pencahayaan buatan tidak menimbulkan ketidaknyamanan visual. Selain itu, kontrol suhu dan kelembaban agar tetap stabil dan nyaman.

5. Monitoring Kualitas Udara Indoor

Gunakan alat pengukur kualitas udara untuk mendeteksi keberadaan CO₂, VOC, dan kelembapan. Ini membantu Anda mengambil tindakan lebih cepat sebelum gejala SBS muncul.

Sick Building Syndrome bisa berdampak langsung pada kenyamanan dan produktivitas penghuni gedung.

Untuk mencegah terjadinya SBS, perlu melakukan pemeliharaan kebersihan area gedung, ventilasi udara, dan seluruh fasilitas lainnya secara rutin.

Jika Anda adalah pemilik atau pengelola gedung, penting untuk menggunakan sistem pengelolaan gedung modern seperti Nimbus9.

Nimbus9 - Apllikasi Maintenance Gedung

Aplikasi Nimbus9 dapat membantu dalam pembuatan jadwal pemeliharaan, inspeksi rutin, dokumentasi riwayat perbaikan, hingga pengawasan secara berkala.

Selain itu, aplikasi Nimbus9 memiliki fitur-fitur lengkap yang dapat membantu pengelolaan gedung Anda jadi lebih baik. Pelajari fitur lengkap Nimbus9 di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *