Lompat ke konten
Beranda » Pengertian Assembly Point, Poin Penting dan Cara Menentukan

Pengertian Assembly Point, Poin Penting dan Cara Menentukan

Assembly Point

Anda pasti sering melihat rambu-rambu dengan logo assembly point di beberapa area. 

Jika belum tahu, titik kumpul atau assembly point adalah tempat berkumpul dalam jalur evakuasi

Dengan adanya titik ini, orang akan lebih mudah mencari tempat aman saat keadaan darurat.

Pengertian assembly point adalah salah satu elemen penting dalam proses evakuasi atau keadaaan darurat. 

Penjelasan lebih lanjut mengenai topik ini, bisa Anda simak selengkapnya pada artikel berikut.

Peraturan tentang Assembly Point

Proses kerja, produksi, dan lingkungan kerja perusahaan yang kompleks, jika tidak dikontrol dengan baik, dapat menimbulkan cedera kerja serta keadaan darurat dalam segala bentuk dan tingkat risiko atau bahaya. 

Akan tetapi, untuk mencapai tempat kerja yang aman jauh dari keadaan darurat hampir tidak mungkin.

Pasalnya keadaan darurat dapat terjadi sewaktu-waktu secara tidak terduga, baik akibat bencana alam maupun ulah manusia.

Proses evakuasi yang aman terhadap bangunan dan tempat kerja harus didukung oleh titik kumpul yang sesuai dan tertata dengan baik. 

Peraturan tentang assembly point ini tertera dalam PUPR Nomor 14 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung. 

Peraturan Menteri Pasal 3 Pasal 24 Ayat 1 menyatakan bahwa setiap bangunan gedung kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana harus dilengkapi dengan fasilitas evakuasi termasuk akses pintu darurat, eksit, pintu keluar darurat, dan fasilitas pendukung evakuasi lainnya. 

Sementara disisi lain pasal 28 ayat(1) huruf e, menyatakan bahwa fasilitas pendukung lainnya  sebagaimana terdapat dalam pasal 24 ayat (1) huruf (d) terdiri dari titik pengumpulan.

Perancangan dan penyediaan tempat pengumpulan harus diidentifikasi dengan jelas, ditandai dan mudah terlihat.

Baca juga: Penting! Ini Cara Evakuasi Kebakaran di Gedung Bertingkat

Fungsi Assembly Point

Selain untuk mematuhi peraturan, titik kumpul juga sangat berguna selama proses evakuasi jika terjadi kebakaran, bencana alam, atau keadaan darurat lainnya.

Karyawan dan rekan perusahaan dapat keluar dari gedung lebih cepat serta pindah ke lokasi yang lebih aman sebagaimana ditentukan oleh tim tanggap darurat perusahaan. 

Titik kumpul harus disesuaikan dengan jenis keadaan darurat yang mungkin terjadi di tempat kerja dan risiko atau bahaya lainnya. 

Titik berkumpul ini sering juga digunakan oleh tim tanggap darurat untuk memastikan semua orang berada di tempat aman dan mengidentifikasi orang hilang atau mereka yang masih terjebak di kawasan berbahaya setelah evakuasi. 

Pastikan bahwa pekerja memiliki latihan darurat rutin untuk memastikan semua orang tahu di mana assembly point dan apa yang harus dilakukan setelah mereka mencapai titik berkumpul.

Poin Penting tentang Assembly Point

Ada beberapa hal dasar atau poin penting yang perlu dipertimbangkan, saat perencanaan untuk pemilik lokasi assembly point atau titik kumpul di tempat kerja, di antaranya yaitu:.

1. Aksesibilitas

Pertama, lokasi titik berkumpul atau assembly point harus mudah dijangkau, tidak terhalang, serta berada pada jarak yang aman dari bahaya, termasuk keruntuhan bangunan, kebakaran dan sebagainya.

Pada peraturan pemerintah PUPR No. 14 Tahun 2017, jarak minimum dari titik berkumpul ke gedung adalah 20 meter untuk melindungi penghuni atau pengunjung gedung dari keruntuhan dan bahaya lainnya.

Pastikan bahwa lokasi titik berkumpul atau assembly point tidak menghalangi truk pemadam kebakaran, ambulans, atau kendaraan darurat lainnya. 

Hindari titik pengumpulan di area dengan peralatan listrik berat, lalu lintas padat, atau medan berbahaya.

Baca juga: Apa itu Smoke Detector? Ini Dia Pengertian dan Fungsinya

2. Luas Area

Ukuran assembly point harus cukup besar untuk menampung semua orang di tempat kerja, termasuk karyawan, kontraktor, atau tamu perusahaan. 

Ini memastikan bahwa Anda tidak akan terjepit atau dibatasi gerakannya jika terjadi ledakan atau keadaan darurat sekunder.

Menurut Peraturan pemerintah PUPR No. 14 Tahun 2017, titik kumpul atau assembly point adalah jalan atau ruang terbuka.

Tempat parkir yang luas dan ruang terbuka lainnya dapat digunakan sebagai titik kumpul yang aman. 

Jangan menjadikan lobi atau area pintu keluar menjadi titik kumpul karena itu bukan solusi yang tepat.

3. Keamanan

Assembly point harus cukup jauh dari bahaya lain yang akan segera terjadi, sehingga Anda tidak terkena risiko tambahan lainnya dalam keadaan darurat, termasuk daerah dekat sungai, pohon besar, pagar, atau rintangan. 

Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan aksesibilitas dari titik kumpul. 

Salah satu tantangan dalam menentukan titik kumpul atau assembly point adalah seringkali menemukan tempat yang jaraknya aman dan mudah dijangkau oleh pekerja lanjut usia serta penyandang disabilitas.

4. Penanda Titik Kumpul

Ketentuan assembly point terakhir adalah harus memiliki tanda yang jelas dengan titik pertemuan menggunakan rambu K3.

Rambu-rambu di titik kumpul harus dipasang pada ketinggian tertentu dan tidak terhalang oleh pejalan kaki atau kendaraan yang lewat dan cukup besar untuk terlihat dalam cahaya redup.

Cara Menentukan Assembly Point

Cara menentukan sebuah titik kumpul di beberapa wilayah, alangkah baiknya untuk memperhatikan beberapa hal seperti berikut:

1. Lakukan Penilaian Risiko sebagai Tahap Awal

Ketahui terlebih dahulu jenis keadaan darurat yang mungkin terjadi di tempat kerja serta risiko dan bahaya yang dihadapi karyawan. 

Selain itu, Anda juga perlu tahu berapa banyak titik kumpul atau assembly point yang diperlukan dan di mana tempat yang sesuai.

Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah melalui penilaian risiko. 

Penilaian risiko ini juga menunjukkan jenis bahaya apa yang mungkin dihadapi karyawan selama proses evakuasi atau di dekat area titik awal.

Baca juga: 9 Jenis Alat Pelindung Diri untuk Keamanan Bekerja, Yuk Simak!

2. Pilih Lokasi Titik Kumpul yang Aman dan Mudah Diakses

Menurut Keputusan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2017, titik kumpul harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:

  • Jarak minimum titik kumpul dengan gedung yaitu 20 meter dengan tujuan melindungi pengguna gedung dan pengunjung gedung dari reruntuhan atau bahaya lain.
  • Titik kumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.  
  • Lokasi titik kumpul tidak boleh menghalangi akses dan manuver kendaraan pemadam kebakaran. 
  • Akses lokasi yang lebih aman, tidak terhalang, dan mudah dijangkau oleh kendaraan dan tim medis.  
  • Persyaratan lain untuk titik kumpul didasarkan pada peraturan untuk bangunan dan sistem proteksi kebakaran lingkungan.

Di sisi lain, menurut National Fire Protection Association (NFPA) 101 tahun 2000, standar untuk titik kumpul adalah: 

  • Menyediakan sebuah ruangan 30m2/ orang serta tinggi minimal 2 meter atau lebih dan dapat menampung seluruh penghuni gedung.
  • Jarak minimum ke titik pertemuan untuk menghindari jatuh dan bahaya lainnya adalah 6,1 meter. 
  • Lokasi dari titik kumpul ini memiliki akses ke lokasi yang lebih aman dan tidak memblokir kendaraan darurat.

3. Tentukan Jalur Titik Kumpul dengan Jelas dan Praktis

Jalur evakuasi adalah lintasan menerus dan tidak terhalang dari titik manapun di dalam gedung untuk menuju assembly point

Jalur evakuasi harus jelas serta praktis agar proses evakuasi lebih mudah, cepat, dan aman. 

Dalam situasi besar di gedung atau tempat kerja, peta evakuasi untuk rute serta titik kumpul harus disiapkan dan dipasang di lokasi yang mudah ditemukan.

Peta evakuasi ini harus mencantumkan pintu keluar terdekat, titik kumpul, dan peralatan darurat seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K, automated external defibrillators (AEDs), dan spill kit, yaitu seperangkat alat yang digunakan jika terjadi kecelakaan termasuk tumpahan cairan tubuh atau bahan kimia.

Peta evakuasi titik kumpul harus dirancang dengan baik, jelas, dan praktis supaya bisa memudahkan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, setidaknya bagi kontraktor, tamu perusahaan, atau orang yang kurang familiar dengan tempat kerja.

4. Pasang Rambu K3 Titik Kumpul Sesuai Standar

Pastikan rambu titik kumpul K3 yang terpasang harus sesuai dengan standar ISO 7010. 

Direkomendasikan untuk menggunakan bahan luminous atau glow in the dark yang dapat menyala dalam gelap atau memancarkan cahayanya sendiri.

Rambu titik kumpul juga harus dipasang di dekat area assembly point atau titik kumpul yang terlihat langsung dari pintu keluar. 

Rambu penunjuk arah dan tanda harus cukup akurat untuk memungkinkan akses cepat dan mudah ke lokasi titik berkumpul.

Itu dia penjelasan mengenai apa itu assembly point, fungsi hingga bagaimana cara menentukan lokasinya. 

Jika Anda sedang berada di situasi darurat, maka segeralah pergi ke area titik kumpul sebagai tempat teraman, sebelum adanya evakuasi lanjutan.

Assembly point menjadi titik penting dalam suatu area, tak terkecuali jika berkaitan dengan manajemen properti. Karena itu, keberadaan aset ini perlu diperhatikan.

Nah, Anda dapat menggunakan Nimbus9 sebagai aplikasi manajemen properti yang dapat membantu Anda dalam mengecek segala ketersediaan aset, termasuk kebutuhan  proses evakuasi.

Selain itu, Aplikasi ini mempunyai modul keselamatan  dan pengelolaan keamanan gedung yang secara efektif menegakkan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan properti Anda.

Baca juga: Mengenal Hydrant,  Sistem Pemadam Kebakaran pada Gedung