Lompat ke konten
Beranda » Mengatasi Masalah Keuangan dalam Bisnis Sewa Properti dengan Aplikasi Nimbus9

Mengatasi Masalah Keuangan dalam Bisnis Sewa Properti dengan Aplikasi Nimbus9

Mengatasi Masalah Keuangan dalam Bisnis Sewa Properti dengan Aplikasi Nimbus9

Mengatasi masalah keuangan dalam bisnis sewa properti bukanlah hal yang sederhana.

Banyak pemilik atau pengelola properti dihadapkan pada masalah seperti pembayaran sewa yang sering terlambat, pencatatan transaksi yang berantakan, hingga laporan keuangan yang tidak akurat.

Jika dibiarkan, hal ini dapat mengganggu arus kas, menghambat pengembangan bisnis, dan menurunkan kepercayaan tenant.

Oleh karena itu, perlu ada perhatian khusus untuk mengawasi dan mengelolanya agar dapat menghindari permasalahan tersebut.

Baca Juga: Pajak Sewa Gedung dan Bangunan, Pemilik dan Penyewa Wajib Tahu Ini

Masalah Keuangan yang Umum Terjadi dalam Bisnis Sewa Properti

Masalah Keuangan yang Umum Terjadi dalam Bisnis Sewa Properti

Mengelola keuangan dalam bisnis sewa properti memerlukan ketelitian, kedisiplinan, dan sistem yang baik.

Tanpa hal tersebut, berbagai masalah bisa muncul dan mempengaruhi kelancaran bisnis.

Berikut adalah beberapa permasalahan keuangan yang paling sering dihadapi pengelola properti:

  1. Pembayaran sewa terlambat atau menunggak

    Ini adalah masalah klasik dalam bisnis sewa properti. Banyak tenant yang lupa atau sengaja menunda pembayaran karena alasan pribadi, kesulitan keuangan, atau kurangnya sistem pengingat yang efektif.

    Keterlambatan pembayaran ini dapat mengganggu arus kas harian dan membuat pengelola sulit memenuhi kewajiban seperti membayar gaji staf atau biaya operasional lainnya.

  2. Kesalahan dalam pencatatan keuangan

    Kesalahan manusia dalam pencatatan keuangan dapat mengganggu akurasi laporan keuangan.

    Tanpa sistem pencatatan yang terstruktur, transaksi bisa tersebar di berbagai media mulai dari catatan kertas, spreadsheet, hingga pesan singkat.

    Akibatnya, data sulit dilacak, rawan hilang, dan membutuhkan waktu lama saat perlu melakukan pengecekan ulang.

  3. Kesulitan dalam memantau arus kas

    Banyak pengelola properti tidak memiliki gambaran jelas mengenai kondisi keuangan mereka secara real-time.

    Sehingga, sulit untuk mengetahui apakah bisnis dalam posisi surplus atau defisit, dan berisiko mengakibatkan pengambilan keputusan yang keliru.

  4. Laporan keuangan yang tidak akurat atau terlambat

    Proses pembuatan laporan keuangan manual biasanya memakan waktu lama, terutama jika data harus dikumpulkan dari berbagai sumber.

    Kesalahan input, perhitungan yang keliru, atau data yang tidak lengkap dapat membuat laporan keuangan tidak dapat dijadikan acuan yang valid.

  5. Kesulitan mengelola tagihan tambahan

    Selain biaya sewa, biasanya ada tagihan tambahan seperti biaya listrik, air, perawatan fasilitas, atau iuran lingkungan.

    Jika tagihan ini tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi kebingungan baik di pihak tenant maupun pengelola, bahkan berpotensi memicu sengketa.

  6. Tidak adanya sistem pengingat dan penagihan yang efektif

    Banyak pengelola masih mengandalkan penagihan manual, seperti telepon atau pesan singkat, yang memakan waktu dan terkadang kurang efektif.

    Hal ini membuat pembayaran tertunda dan meningkatkan risiko tunggakan.

    Dengan berbagai tantangan di atas, pengelolaan keuangan manual menjadi semakin sulit dilakukan, apalagi jika properti yang dikelola jumlahnya banyak atau memiliki beragam tipe penyewa.

Baca Juga: Ketahui Jenis-Jenis Pajak Apartemen dan Cara Menghitungnya

Mengapa Pengelolaan Keuangan Manual Tidak Efektif

Mengapa Pengelolaan Keuangan Manual Tidak Efektif

Banyak pemilik atau pengelola bisnis sewa properti masih mengandalkan cara manual untuk mengelola keuangan, seperti mencatat di buku tulis, spreadsheet, atau aplikasi sederhana yang tidak terintegrasi.

Meskipun cara ini mungkin terasa cukup saat jumlah tenant masih sedikit, metode ini akan menjadi hambatan besar seiring berkembangnya bisnis.

Berikut beberapa alasan mengapa pengelolaan keuangan manual kurang efektif:

  1. Risiko Human Error

    Proses pencatatan manual rentan terjadi kesalahan seperti salah ketik angka, lupa mencatat transaksi, atau keliru menghitung bisa menimbulkan kesalahan yang berdampak pada laporan keuangan dan pengambilan keputusan.

  2. Memakan Banyak Waktu

    Memasukkan data satu per satu, merekap pemasukan dan pengeluaran, serta membuat laporan bulanan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Padahal, waktu tersebut bisa digunakan untuk fokus pada strategi pengembangan bisnis.

  3. Sulit Dilacak dan Diverifikasi

    Data keuangan manual sering kali tersebar di berbagai catatan atau file terpisah. Saat membutuhkan data historis atau melakukan audit, proses pelacakan menjadi rumit dan memakan waktu.

  4. Tidak Terintegrasi dengan Operasional Lainnya

    Dalam bisnis sewa properti, data keuangan seharusnya terhubung dengan informasi tenant, kontrak sewa. Sistem manual tidak mampu memberikan gambaran menyeluruh karena setiap bagian bekerja secara terpisah.

  5. Tidak Aman dan Rentan Hilang

    Catatan fisik bisa hilang, rusak, atau terkena bencana seperti kebakaran dan banjir. Sementara itu, file digital yang tidak memiliki sistem backup atau proteksi bisa terhapus atau diakses pihak yang tidak berwenang.

Dengan segala keterbatasan ini, metode manual membuat pengelolaan keuangan menjadi tidak efisien, berisiko tinggi, dan sulit berkembang. Untuk menghindari masalah tersebut, diperlukan solusi yang lebih modern, terintegrasi, dan aman.

Baca Juga: Nimbus9, Solusi Software Manajemen Properti Online Lengkap

Nimbus9: Solusi untuk Masalah Laporan Keuangan

Dalam report KPMG sebesar 90% tertarik menggunakan software akuntansi karena terdapat fitur automasi keuangan yang membantu mengatasi pekerjaan yang rumit, menghemat biaya dan mengurangi human error.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Nimbus9 hadir sebagai solusi modern yang membantu pemilik atau pihak pengelola bisnis properti mengelola tagihan keuangan secara digital, otomatis, dan transparan.

Dengan Nimbus9, Anda dapat:

  • Mengirim tagihan secara otomatis dan tepat waktu ke seluruh tenant melalui aplikasi, email, atau WhatsApp lengkap dengan rincian penggunaannya.
  • Mengelola berbagai jenis tagihan seperti sewa, IPL, air, listrik, parkir, dan layanan tambahan lainnya dalam satu platform.
  • Menyediakan berbagai opsi metode pembayaran digital seperti QRIS, transfer bank, atau e-wallet.
  • Melacak status pembayaran secara real-time tanpa harus membuka spreadsheet manual.
  • Memberikan akses kepada tenant untuk melihat riwayat tagihan dan status pembayaran melalui aplikasi.

Aplikasi Nimbus9 sudah terintegrasi dengan sistem akuntansi, sehingga seluruh proses keuangan menjadi lebih efisien dan transparan.

Di dalam sistem akuntansi dilengkapi juga dengan analisa piutang dan pembuatan invoice digital.

Selain itu, aplikasi Nimbus9 juga memiliki fitur-fitur lengkap untuk mempermudah pengelolaan properti jadi lebih efektif.

Pelajar selengkapnya aplikasi Nimbus9 dan dapatkan informasi menarik lainnya di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *