Beberapa dari Anda mungkin masih asing dengan istilah flipper karena jenis pekerjaan ini terbilang cukup jarang di Indonesia. Flipper adalah orang yang menggeluti bidang properti dengan cara membalik transaksi dari posisi pembeli menjadi penjual.
Meski pekerjaan ini terbilang jarang, namun bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya, ya. Jika Anda tertarik menjadi flipper properti, yuk simak dulu kiat suksesnya berikut.
Apa itu Flipper?
Jika dilihat dari istilahnya, flipper adalah kata dari bahasa Inggris di mana memiliki arti membalikkan.
Dalam dunia properti, flipper adalah didefinisikan sebagai seseorang yang pekerjaannya membalik transaksi dari yang sebelumnya pembeli menjadi penjual dalam waktu singkat. Sedangkan kegiatan tersebut dinamakan flipping.
Flipper adalah pegiat bisnis flipping properti yang mendapatkan pinjaman KPR atau KPA dari bank.
Pinjaman tersebut mereka manfaatkan untuk mencari properti dengan harga miring sehingga selisih harga belinya dengan harga pasaran cukup besar.
Contoh, Anda membeli rumah seharga Rp800 juta, padahal harga di pasaran sekitar Rp1,2 Miliar.
Kemudian Anda menjual kembali rumah tersebut dengan harga Rp1 Miliar. Berarti keuntungan yang Anda peroleh adalah Rp200 juta. Tentu sangat lumayan, bukan?
Dari ilustrasi tersebut, mungkin Anda akan bertanya, lantas apa bedanya flipper dengan investor properti?
Nah, meskipun cara kerjanya mirip, namun ada beberapa perbedaan antara keduanya. Kebanyakan flipper properti adalah mereka yang mempunyai keterbatasan modal sehingga sangat bergantung pada pinjaman KPR atau KPA dari bank.
Modal yang terbatas itu diharapkan bisa memberikan keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, waktu penjualan propertinya pun terbilang cukup singkat, yakni sekitar 2 hingga 4 bulan.
Sedangkan investor properti kebanyakan membeli properti untuk jangka panjang, yakni minimal 3 tahun.
Biasanya mereka juga tidak keberatan membeli properti sesuai harga pasaran, karena yang dilihat bukanlah selisih harga beli dengan harga pasar saat itu, melainkan prospek kenaikan harga dalam beberapa tahun ke depan.
Bisakah Melakukan Flipping Properti Tanpa Modal?
Nah, dalam prosesnya, transaksi yang dilakukan oleh flipper bisa saja membutuhkan modal besar, modal kecil, atau bahkan bisa juga tanpa modal.
Itu semua tergantung pada kepiawaian dan keberuntungan Anda dalam mendapatkan properti untuk di-flip.
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa meski flipper dapat bekerja tanpa modal, bukan berarti tak membutuhkan uang sama sekali.
Namun itu bukanlah menjadi masalah besar, sebab jika dibandingkan dengan keuntungan yang akan didapatkan, uang tersebut tidak ada artinya.
Biasanya Anda membutuhkan biaya untuk uang muka, biaya pembuatan surat perjanjian dengan notaris, biaya materai, dan beberapa biaya lain.
Untuk uang muka, jumlahnya bisa saja sangat kecil asalkan mendapatkan kesepakatan dengan pemilik properti.
Baca juga: Apa itu Investasi Properti? Berikut Keuntungan dan Caranya
Kriteria Properti yang Bisa Dilakukan Flipping
Cara menjadi flipper adalah Anda harus memastikan dulu bahwa harga properti tersebut berada di bawah harga pasar.
Dengan begitu, Anda bisa menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi supaya memperoleh capital gain.
Untuk mengetahui harga pasar, Anda dapat melakukan riset, baik melalui internet, bertanya kepada agen properti, atau bertanya kepada notaris di lokasi tersebut.
Selanjutnya, Anda perlu memastikan bahwa pemilik bersedia jika rumahnya dijual lagi kepada orang lain, dengan jaminan pembayaran wajib lunas sesuai jangka waktu yang telah disepakati.
Pemilik properti hanya berkepentingan untuk menerima pembayaran, tak peduli siapa yang akan melunasinya. Pembayarannya juga harus dilakukan dengan hard cash atau uang tunai.
Memanfaatkan PPJB
Salah satu cara yang umum dilakukan oleh flipper adalah memanfaatkan surat Perjanjian Perikatan Jual Beli atau PPJB. Surat ini dapat dibuat di bawah tanda tangan atau dengan akta notaris.
Di dalam PPJB biasanya berisi tentang subjek, objek, dan pasal-pasal yang telah disepakati bersama.
Adapun subjeknya adalah para pihak yang saling berkaitan, sedangkan objeknya ialah properti itu sendiri.
Pasal-pasal dalam surat perjanjian juga harus menjelaskan tentang harga properti, jumlah uang muka, serta jangka waktu pembeli harus melunasi pembayaran.
Kemudian tak lupa disertakan beberapa sanksi guna mengantisipasi apabila salah satu pihak wanprestasi.
Sebagai contoh bila flipper tidak mampu melunasi pembayaran dalam durasi waktu seperti dalam perjanjian, maka uang muka yang sudah dibayarkan tidak dapat diambil kembali alias menjadi pemilik properti sepenuhnya.
Sementara misalnya pemilik properti membatalkan secara sepihak, entah itu dengan alasan apapun, sanksinya bisa berupa kewajiban untuk mengembalikan dua kali jumlah DP yang diterima kepada pembeli.
Tak ada aturan baku yang mengaturnya, sanksi tersebut didasarkan pada kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.
Baca juga: 5 Keuntungan Bisnis Apartemen & Cara Memulainya, Simak Yuk!
Cara Flipping Properti
Melakukan bisnis flipping tidaklah mudah, diperlukan banyak persiapan serta pertimbangan dalam memilih properti yang potensial untuk di-flip.
Jika Anda berminat menggeluti bisnis ini, berikut cara menjadi flipper adalah:
1. Mencari Properti yang Tepat
Untuk menjadi seorang flipper adalah Anda harus pandai mencari properti yang tepat. Anda dapat melakukan riset sebanyak-banyaknya terlebih dahulu.
2. Promosi
Selanjutnya Anda dapat menawarkan properti tersebut melalui online maupun offline. Manfaatkan semua media sosial dan situs jual beli properti. Berikanlah penawaran menarik misalnya diskon, uang muka ringan, atau hadiah langsung.
3. Selling
Jika properti yang dibeli lebih murah dari harga pasar, maka Anda tak perlu melakukan apapun. Anda bisa langsung memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dengan harga pasaran.
Namun bila properti yang Anda beli perlu direnovasi, maka ada beberapa hal tambahan yang perlu dilakukan.
4. Bernegosiasi
Flipper adalah orang yang sebaiknya memiliki kemampuan bernegosiasi karena ini akan menentukan berapa banyak modal yang harus dilakukan.
Selain itu uang DP yang dibayarkan pun tergantung pada keahlian Anda melakukan negosiasi.
5. Memberikan Opsi Pembelian Secara Tunai atau KPR
Ketika sudah terjadi kesepakatan, Anda dapat menawarkan opsi pembelian secara tunai atau kredit.
Kedua opsi ini membantu Anda memastikan untuk melunasi biaya pembelian properti kepada pemilik asli secara tepat waktu.
Itulah penjelasan tentang flipper yang perlu Anda pahami. Bagaimana, apakah Anda tertarik mencoba profesi ini?
Jika iya, maka sebaiknya Anda mengasah kemampuan negosiasi Anda sejak dini dan memperbanyak wawasan seputar jual beli properti.
Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda. Jika Anda membutuhkan aplikasi pengelolaan properti, gunakan aplikasi Nimbus9. Download sekarang juga di App Store maupun Play Store!
Baca juga: 5 Cara Memulai Bisnis Properti Dari Nol, Ini Keuntungannya