Anda pasti sering melihat bangunan dengan ketinggian menjulang. Ya, high rise building adalah sebutan untuk jenis properti yang satu ini.
Biasanya, gedung tinggi difungsikan sebagai apartemen atau perkantoran di kota besar.
Meski begitu, tidak semua bangunan tinggi termasuk dalam kategori high rise building lho.
Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi untuk bisa dikatakan sebagai high rise building.
Apa saja itu? Yuk pelajari selengkapnya di sini!
Apa itu High Rise Building?
High rise building adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan bangunan dengan struktur menjulang tinggi.
Sejatinya, penambahan ketinggian ini dilakukan untuk menambah sekaligus memperluas ruang fungsi dari properti tersebut.
Menurut Massachusetts General Laws, pengertian high rise building adalah bangunan yang tingginya mencapai lebih dari 70 kaki atau setara dengan 21 m.
Beberapa contoh bangunan high rise building adalah apartemen dan gedung perkantoran.
Gedung tinggi juga ideal dengan adanya lift atau elevator untuk menghubungkan setiap lantainya dan juga tangga darurat sebagai akses keluar bila terjadi bencana atau masalah lainnya.
Selain itu, struktur konstruksi pada properti ini juga dibuat sangat kuat dan tahan lama.
Seperti yang kita tahu, pondasi gedung tinggi harus dibangun dengan kokoh supaya dapat menopang beban yang ada pada setiap lantainya.
Karakteristik High Rise Building
Bangunan tinggi tentu saja memiliki ciri khusus yang berbeda dengan jenis konstruksi lainnya.
Penjelasan lebih lanjut mengenai karakteristik high rise building adalah sebagai berikut.
1. Tinggi Bangunan
Pada umumnya, karakteristik ketinggian pada high rise building adalah 75 hingga 100 kaki atau jika diubah ke satuan dasar berkisar mulai 23 sampai 30 meter.
Ukuran ini memang melebihi jangkauan maksimum mobil pemadam kebakaran.
Oleh sebab itu, di setiap lantainya, perlu disediakan APAR sebagai alat penanganan pertama bila terjadi kebakaran.
2. Jenis Struktur Bangunan
High rise building adalah konstruksi yang terdiri dari 21-29 lantai atau lebih dari 21 m.
Berbagai jenis struktur digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat.
Beragam struktur tersebut bertujuan supaya gedung dapat membagi beban, sehingga mampu menahannya apabila terjadi goyangan atau getaran, baik akibat angin maupun bencana alam seperti gempa.
Contohnya pada struktur rangka kaku, balok dikonstruksikan secara monolitik untuk menahan tekanan akibat adanya beban yang diberikan.
Baca juga: Apa itu SOHO? Pengertian dan Bedanya dengan Rumah Kantor
3. Luas Lantai
Karakteristik selanjutnya adalah luas lantainya minimal 750 m2 dan maksimal seluas 1500 m2.
Selain itu, gedung-gedung semacam ini biasanya dibangun di daerah perkotaan.
Hal ini karena adanya keterbatasan lahan, sehingga salah satu cara untuk memperluas nilai fungsinya adalah dengan menambahkan ruang secara vertikal.
4. Typical
Melanjutkan dari poin sebelumnya, karakteristik orientasi fisik untuk high rise building adalah vertikal.
Artinya, properti tersebut dibangun secara lurus ke atas.
Meskipun banyak juga bangunan yang memiliki desain unik.
Namun, struktur inti dari gedung tersebut tetap akan dibuat selalu vertikal.
5. Keterbatasan Lahan
Faktor pendorong tingginya pembangunan gedung-gedung tinggi adalah peningkatan populasi perkotaan di seluruh dunia.
Di tahun 2030, diperkirakan lebih dari 60 persen populasi di dunia akan berkembang menjadi perkotaan.
Sementara pada 2050, ketika populasi di dunia mencapai 9 miliar, diperkirakan sekitar 80 persen orang akan tinggal di daerah perkotaan.
Untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi yang begitu besar pada wilayah terbatas, tentu menjadi tantangan tersendiri.
Maka dari itu, bangunan dengan konstruksi horizontal nantinya akan semakin dibatasi dan digantikan dengan high rise building.
6. Menerapkan Sistem Aerodinamika
Secara umum, bangunan berstruktur tinggi seringkali mengadaptasi sistem aerodinamika.
Sebab, konstruksinya akan selalu berhubungan langsung dengan pergerakan angin.
Sistem aerodinamika adalah salah satu teknik yang kerap kali digunakan karena dapat menetralisir guncangan akibat gempa atau hembusan kuat dari angin.
7. Risiko
Dalam membangun high rise building, Anda tentu harus memikirkan segala bentuk risiko yang bisa ditimbulkan misalnya seperti gempa bumi, angin topan, banjir dan bencana alam lainnya.
Berbagai ancaman yang ditimbulkan dapat diperparah oleh beban serta tekanan angin.
Variasi kecepatan angin antara ketinggian sekian dan lainnya, rendahnya tingkat elastisitas elemen bangunan akibat berat konstruksinya, hingga penempatan perabotan seperti kaca jendela.
Baca juga: Superblock Adalah: Definisi dan Bedanya dengan Mixed-Use
8. Kompleksitas
Pada pembangunan gedung tinggi dibutuhkan sebuah rangkaian proses analisis panjang dan rinci supaya bisa memenuhi segala persyaratan perencanaan maupun pelaksanaannya.
9. Target Mutu
High rise building adalah properti yang memiliki ukuran besar, peralatan kompleks, dan fungsional internal yang memenuhi berbagai persyaratan.
Semua itu menyebabkan permintaan serta tuntutan lebih tinggi pada pembangunan gedung ini.
Tidak semata mempertimbangkan nilai estetika saja, tapi juga kualitas konstruksinya.
10 Tuntutan Keamanan
Demi meningkatkan kinerja dan juga keselamatan penghuni bangunan ini, penyedia harus menyiapkan langkah-langkah pengendalian pasif serta aktif seperti bahan tahan api, jalur evakuasi, kompartementalisasi demi mencegah penyebaran kebakaran, APAR, hingga pendeteksi dan juga alarm.
Itu tadi pembahasan mengenai apa itu high rise building dan berbagai karakteristiknya.
Bisa kita simpulkan bahwa tidak semua gedung tinggi termasuk dalam kategori bangunan ini, di mana salah satu karakteristiknya adalah mencapai ketinggian 23 meter.
Setiap bangunan, terlebih jika memiliki struktur cukup tinggi tentu membutuhkan maintenance yang berkualitas untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan penghuninya.
Nimbus9 hadir sebagai aplikasi management property yang memudahkan Anda dalam hal ini.
Nimbus9 building management system adalah aplikasi sistem pengelolaan properti yang bisa mengontrol dan memantau properti Anda.
Fitur pada aplikasi manajemen Nimbus9 meliputi patroli keamanan, cleaning checklist, pest control, HSE, sistem manajemen pengunjung, kehadiran karyawan, dan temuan lapangan.
Cukup lengkap bukan? Temukan solusi untuk pengelolaan gedung Anda bersama Nimbus9!
Baca juga: Pengertian Condotel dan Perbedaannya dengan Apartemen